Jumat, 09 Januari 2009

Industri Sepeda Motor Harus Memiliki Identitas Bangsa

"Agar industri sepeda motor dapat bertahan, kita harus bisa keluar dengan identitas dan ciri khas tersendiri. Jangan mencontoh sepeda motor yang sudah ada."

Demikian jawaban Presiden Direktur PT Kanzen Motor Indonesia Ari Soeroso kepada Kompas.com, Sabtu (6/12) lalu ketika ditanya bagaimana industri sepeda motor lokal saat ini dapat bertahan.

Menurutnya, industri sepeda motor lokal saat ini sedang berjuang keras agar produknya bisa diterima oleh masyarakat Indonesia di tengah-tengah kepungan sepeda motor merek China dan Jepang. Yang terakhir merupakan produsen yang telah mendominasi pasar sepeda motor Indonesia selama 30 tahun terakhir.

Ari mengungkapkan, saat ini produsen sepeda motor lokal pun kerap mendapat kesulitan dalam menikmati kucuran kredit dari dunia perbankan di Indonesia. Kanzen Motor Indonesia, yang lebih menyasar kalangan pekerja di industri pertambangan dan perkebunan di Sumatra dan Kalimantan, optimis dapat mencapai target penjualan tahun ini, yaitu sebanyak 32.000 unit.

Hingga bulan November lalu, 30.000 unit motor terjual, di mana 90 persen di antaranya leasing.Mengapa Kanzen, yang 30 persen komponennya diimpor, membidik kalangan pekerja pertambangan dan perkebunan? "Karena pertumbuhan ekonomi lokal di sektor industri pertambangan dan perkebunan tinggi. Masyarakat di Sumatra dan Kalimantan memiliki daya beli yang lebih tinggi ketimbang di Jawa," ujar Ari.

Namun Ari mengakui, saat ini sektor pertambangan dan perkebunan kurang bergairah akibat badai krisis global yang diperkirakan akan terus berlangsung hingga tahun depan. Harga komoditas crude palm oil (CPO), yang menjadi salah satu primadona Indonesia, melunglai di pasar internasional.

Krisis global pun membuat perbankan Indonesia mengambil langkah seribu. Salah satunya adalah dengan menaikkan tingkat suku bunga pinjaman agar laju pertumbuhan kredit bisa ditekan.Hal-hal inilah yang membuat pasar sepeda motor saat ini sedang bermuram durja. "Ya, kita juga tidak bisa mendorong mereka untuk membeli sepeda motor saat ini. Biarkan mereka adjust terlebih dulu," ujar Ari.

Guna menyelamatkan industri sepeda motor, kata Ari, sektor riil harus disehatkan kembali, likuiditas dilonggarkan, serta tidak ada penambahan angka karyawan yang dirumahkan sehingga kebutuhan sekunder mereka tidak terganggu.Ari memperkirakan, kelesuan industri sepeda motor terus berlangsung hingga Kuartal II tahun 2009. Setelah periode tersebut, diharapkan harga CPO sudah lebih baik.

Tidak ada komentar: