Rabu, 25 Februari 2009

Pemerintah AS Hentikan Tunjangan Sosial Untuk Penggangguran

AS akhirnya harus menghentikan program tunjangan sosialnya kepada para pengangguran di negeri itu. Pekan ini, pemerintah AS memutuskan bahwa dalam jangka waktu tertentu, bantuan itu untuk sementara dihentikan.

Jumlah pengangguran yang meningkat drastis di AS memang meningkat demikian pesat, terutama dalam dua bulan terakhir. Setiap pekan, sekitar 4,37 juta orang AS menjadi penerima bantuan sosial yang reguler dari pemerintah. Jumlah yang demikian besar itu jelas membuat dana kas AS membengkak. Rencananya, stimulus yang dicanangkan Barack Obama sebagiannya (atau sebesar 40$ trilyun) juga akan dialokasikan pada sektor ini.

Sebaliknya, untuk sementara waktu pula, pemerintah AS akan menyediakan kartu debit. Kartu ini bisa ditukarkan di tempat-tempat tertentu. Untuk pemakaian pertama kali, pemakai kartu yang tentunya para pengangguran di AS, tidak akan dikenai biaya. Tapi untuk selanjutnya, pemakaian kartu itu akan dikenakan utang yang harus dibayar oleh pemakai kartu. Pemerintah AS sudah menunjuk Citigroup Inc., Bank of America Corp, JPMorgan Chase and US Bancorp untuk mengurus masalah ini.

Pemakaian kartu debit ini pun terbatas, hanya untuk pemakaian sampai $20 (sekitar Rp. 350.00). Bulan Februari 2009 ini, angka pengangguran di AS bertambah lagi 7,6%. Tahun 2003, AS hanya mengeluarkan anggaran tunjangan sosial sebesar $4 juta. Tahun 2007 meningkat menjadi $2,8 milyar, dan satu tahun mendatang, para ahli ekonomi AS dan Mercator Advisory Group, sebuah perusahaan konsultan ekonomi, memprediksikan AS harus menyediakan dana untuk tunjangan pengangguran saja sebesar $10,5 trilyun!

The Great Depression Jilid Dua?

Dengan segala hal yang terjadi di belahan bumi sekarang ini, ekonomi dunia sedang berada dalam kondisi yang mengerikan. Para pengamat ekonomi yakin bahwa saat ini dunia tidak hanya sedang menghadapi resesi tetapi lebih kepada depresi. Jika resesi hanya gangguan ekonomi yang kecil, maka depresi adalah kejatuhan ekonomi yang tragis.

Sebelumnya, dunia internasional juga sudah mengalami hal ini pada waktu lalu. Pada tahun 1929, AS, dan Eropa mengalami kebangkrutan yang hebat. Inilah kondisi ekonomi paling buruk dan paling lama selama zaman kapitalisme Barat. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai The Great Depression. The Great Depression dimulai di New York. Selama tiga tahun berturur-turut sejak tahun 1929, Bursa Efek New York bangkrut dan bangkrut, dan puncaknya tahun 1932, AS hanya menyisakan 20% kekayaannya dari yang mereka punyai tiga tahun sebelumnya. Ekonomi AS tiba-tiba membuat investor ogah menanamkan modalnya di sana, dan bank-bank mereka tenggelam. tahun 1933, 11.000 bank dari jumlah keseluruhan 25.000 yang ada di AS, ditutup. Bersamaan dengan itu, pendapatan ekonomi luar negeri pun berkurang drastis, dan produksi dalam negeri AS pun kembang-kempis mendekati sekarat. Tahun 1932 pun, AS hanya mempunyai 30% orang yang bekerja rutin. Sisanya? Menjadi pengangguran.

Apa yang terjadi di AS segera disusul oleh negara-negara sekutunya. AS menjadi kreditor terbesar kepada negara-negara lain. Salah satu yang menyebabkan AS terlilit utang besar adalah perang. Sialnya, ternyata Inggris dan Jerman, sebagai negara sekutu AS yang paling loyal, mengalami dampak lebih parah daripada AS. Tahun 1932, pengangguran di Jerman berjumlah 6 juta atau 25 persen dari lapangan pekerjaan yang ada.

Saat itu, negara-negara yang terkena depresi eknomi ini mencobca mencari solusi dengan cara menaikan tarif, pajak, dan menetapkan kuota untuk impor luar negeri. Akibatnya perdagangan internasional pun semakin lesu. Tahun 1932, separuh dunia benar-benar sudah lumpuh perekonomiannya.

The Great Depresi tak pelak dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi juga. Di AS, Franklin D. Roosevelt naik menjadi presiden tahun 1932 dan ia memperkenalkan sejumlah metode agar AS keluar dari himpitan ekonomi itu. Tapi Roosevelt pun gagal. Tahun 1939, hanya tersisa 15% lapangan pekerjaan di negara itu.

Bagaimana AS keluar dari The Great Depression? AS kemudian mulai memantik Perang Dunia II. Inilah yang kemudian disebut-sebut sebagai jalan AS kembali ke perekonomiannya yang segar. Pengamat ekonomi menyebutkan bahwa The Great Depression merupakan buah tangan pemerintah AS yang tidak becus dalam mengelola manajemen rumah tangganya sendiri. Setelah Perang Dunia II, AS berangsur-angsur pulih. Akankah sekarang pun AS menyelesaikan resesi ekonominya dengan memerangi negara-negara Arab yang kaya seperti Afghanistan dan Iran? Kita lihat saja nanti.

Hanya dengan perang para penguasa 'uang' dunia dapat mengembalikan kekayaan yang telah hilang. Perang Dunia I dan II, tak lain ciptaan imperium 'uang' Yahudi, yang bukan hanya ingin menghidupkan kembali ekonominya, tapi juga menguasai pusat kekuasaan dunia, seperti Amerika dan Eropa. Dan, skenario itu berhasil dicapainya.

Jumat, 20 Februari 2009

Ciputra: Wirausaha Dituntut Kreatif Hadapi Ekonomi Sulit

JAKARTA - Di tengah kondisi pertumbuhan ekonomi yang berjalan lambat akibat krisis ekonomi global dan menimbulkan efek negatif, para pengusaha dituntut menjadi lebih kreatif untuk memanfaatkan peluang yang ada. Pasalnya, di setiap kesulitan dan rintangan disitu ada peluang emas, bagi mereka yang jeli dan tidak berserah diri.

Presiden Komisaris PT Ciputra Tbk (CTRA) Ciputra mengatakan, para pengusaha saat ini dituntut kreatif dan memanfaatkan peluang yang ada, bilamana ingin bertahan atau survive. Namun sayangnya, para pengusaha Indonesia bisa jeli memanfaatkan kondisi yang ada kecil jumlahnya . "Seiring persaingan dan rintangan kedepan, pengusaha yang sejati dituntut untuk lebih kreatif," katanya dalam sebuah talkshow di Jakarta pada akhir pekan lalu.

Kata Ciputra, negara ini butuh para entrepreneurship yang sejati untuk membantu pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat dan tidak hanya menjadi bangsa pekerja. Karena saat ini lapangan kerja yang ada tidak lagi mampu menampung lulusan perguruan tinggi yang jumlahnya jutaan setiap tahun.

Tak ayal, jiwa entrepreneurship di kalangan anak muda dinilai menjadi jalan keluar untuk membuka lebih besar lapangan kerja. Di sisi lain, berkembangnya wirasusaha muda di berbagai sektor mempunyai nilai tambah yang mampu meringankan beban pemerintah mengatasi pengangguran.

Dia kembali menegaskan, upaya mengatasi masalah ketenagakerjaan, tidak ada cara lain kecuali melahirkan wirausaha-wirausaha. Ini menjadi tantangan berat buat Indonesia. "Dan pengusaha yang ada jangan melakukan pemutusan hubungan kerja," paparnya.

Penyerapan tenaga kerja, kata Ciputra tidak bisa hanya bergantung pada perusahaan yang ada dan terlebih ditengah kondisi perekonomian yang memburuk serta banyaknya perusahaan yang merumahkan karyawan dan potensi gulung tikar. Setidaknya dibutuhkan 4,4 juta wirausaha sejati untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut.

Menurut Ciputra, seorang wirausaha atau entrepreneur adalah orang yang dapat mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas. Wirausaha sejati tidak hanya mampu mengubah rongsokan jadi emas, tetapi juga dapat melahirkan wirausaha sukses lainnya. "Di Eropa, kewirausahaan sudah populer 6-7 tahun lalu, sementara di Amerika 30 tahun lalu. Pemerintah di negara-negara Eropa aktif membantu dan menjadikan entrepreneur sebagai gerakan nasional," ungkapnya.

Menjadi seorang wirausaha muda yang sejati, dinilainya tidak pernah ada ruginya dan selalu membawa manfaat bagi orang lain. Dia pun menceritakan pendek pengalamannya menjadi wirausaha, di mana berkat semangat entrepreneurship yang dimilikinya, dia mampu pertama kalinya keluar negeri hingga memiliki asset tanah seluas 400 hektar di Vietnam.

Seakan tidak bosan, lelaki yang di juluki bapak real estate Indonesia ini, selalu menganjurkan pentingnya menumbuhkan semangat wirausaha muda sejak dini dan perlunya dorongan pemerintah untuk memfasilitasi mereka. Pasalnya bangsa yang maju bukanlah dicetak dari bangsa pekerja, namun pencipta pekerja.

Sebagai gambaran, Ciputra yang biasa disapa Pak Cik ini mengawali karirnya sebagai konsultan arsitektur bangunan yang hanya bermodalkan garasi sebagai kantor utamanya. Alumnus Institut Teknlogi Bandung (ITB) jurusan arsitektur pada tahun 1960 ini sudah merintis karirnya sejak duduk di tingkat IV semasa kuliah.

Karirnya mulai melejit ketika hijrah ke Jakarta bersama teman-temannya dengan menggarap proyek bergengsi untuk pembagunan pusat perbelanjaan di kawasan Senen. Berhasil menjalankan proyek tidak membuat dirinya puas begitu saja. Dia kemudian mendirikan Grup Jaya di tahun 1961 dengan modal Rp 10 juta.

Kesabaran dan keseriusannya menjadi enterpreneur, membuat nilai asetnya terus beranak pinak dan hingga kini tercatat sekira Rp 5 triliun. Dengan dukungan kemampuan lobinya, Ciputra secara bertahap juga mengembangkan jaringan perusahaan di luar jawa, yakni Grup Metropolitan, Grup Pondok Indah, Grup Bumi Serpong Damai dan terakhir Grup Ciputra.

Selain merambah properti dalam negeri, Ciputra juga merambah properti luar negeri. Di mana saat ini Grup Ciputra sedang mengembangkan Citra Westlake City seluas 400 hektar di Ho Chi Minh City Vietnam. (css) (rhs)

SBY: Antisipasi Lonjakan Harga Minyak

JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro untuk menyiapkan langkah antisipasi jika sewaktu-waktu harga minyak kembali melompat tinggi.

Hal itu dikatakan oleh Purnomo usai bertemu dengan Presiden di kantor presiden, Komplek Kepresidenan, Jalan Merdeka Utara, Jakarta, Jumat (20/2/2009).

"Sekarang harga minyak memang turun, tapi ke depan akan naik lagi. Jangan sampai harga naik lagi, kita jadi tergopoh-gopoh. Jadi mulai sekarang kita harus sudah mempersiapkan langkah-langkahnya dengan baik," papar Purnomo.

Namun, lanjut Purnomo, pertemuan itu tidak baru hanya sebatas permintaan dan belum membahas soal estimasi angka. "Hati-hati jangan bilang harga BBM mau dinaikan ya," tegas Purnomo.

Saat harga minyak jatuh seperti sekarang ini, maka pemerintah masih mempunyai waktu untuk mengantisipasi secara matang. "Antisipasi saja mumpung belum naik. Pandangan harus jauh ke depan," tuturnya.

Seperti diketahui, harga minyak mentah dunia mengalami lonjakan yang cukup signifikan tembus hingga tujuh persen. Lonjakan ini terjadi menyusul dirilisnya data candangan minyak AS yang surut melebihi ekspektasi pasar. Selain itu juga karena permintaan produk-produk BBM mulai menguat.

Terbukti, harga minyak mentah terpicu oleh data tersebut. Pada perdagangan Kamis 19 Februari waktu setempat di New York Mercantile Exchange, harga minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman April naik hingga tujuh persen atau USD2,77 ke level USD40,18 per barel. Belakangan ini harga minyak melandai di level USD37 per barel.

Sementara itu, di London, harga minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Maret naik USD2,44 ke posisi USD41,99 per barel. (rhs)

Cara Dahsyat Memasarkan Produk

Bagaimana cara memasarkan lukisan yang bagus secara teknis, tapi pelukisnya belum terkenal? Saya telah menyinggung bagaimana seorang Pablo Picasso bisa menjual lukisannya dengan harga yang tinggi.

Bahkan sangat tinggi, meski ada orang-orang yang mengatakan bahwa sebenarnya ada lukisan-lukisan dari pelukis lain yang lebih bagus dalam teknis ataupun hasilnya. Namun, Picasso tetap bisa menjual lukisannya dengan harga yang tinggi.

Karena sangat penting, sedikit saya akan uraikan kembali secara singkat tentang teknik marketing yang dilakukan Picasso, yang tentu saja bisa Anda aplikasikan dalam pemasaran Anda (bukan hanya dalam menjual lukisan, namun juga untuk produk yang lainnya). Pablo Picasso awalnya juga belum cukup terkenal dalam dunia seni lukis dunia.

Namun, dia bisa mengadakan pameran di hotel dengan biaya minim, bahkan gratis. Tamu undangannya adalah gubernur, artis-artis, dan tokoh-tokoh ternama. Bagaimana Picasso yang belum terkenal bisa mengundang orang-orang yang terkenal untuk mendatangi pameran lukisannya?

Caranya adalah dengan membuat orang lain "win" terlebih dahulu, baru kemudian Anda juga akan bisa mendapatkan "win". Seorang pelukis yang belum begitu terkenal sebenarnya bisa menawarkan kepada hotel yang mungkin agak sepi (yang belum pernah atau jarang mengadakan pameran), atau hotel yang baru dan kemudian meyakinkan pihak hotel bahwa dengan pameran yang diadakan, dia bisa mendatangkan gubernur, artis-artis ternama, ataupun orang penting lainnya di hotel tersebut.

Menurut Anda, apakah hotelnya mau diajak bekerja sama seperti itu? Dan selanjutnya, mungkin pelukis tersebut bisa mengatakan, "Biasanya untuk mendatangkan saya dengan lukisan-lukisan saya, pihak pengundang harus mengeluarkan biaya cukup besar, tapi akan saya berikan gratis untuk hotel ini. Dan untuk imbal baliknya, boleh saya menggunakan ruangan hotel Anda juga secara gratis?"

Dengan kalimat itu, ada kemungkinan pihak hotel mau menerima tawaran tersebut. Agar kemungkinan tawarannya menjadi lebih besar untuk diterima, pelukis tersebut bisa mengajukan proposal dalam jumlah yang lebih banyak ke hotel yang lain.

Tentu saja, dengan selalu membuat pihak lain merasa "win" terlebih dahulu Kemudian, bagaimana cara mendatangkan artis atau tokoh-tokoh ternama, di acara pameran pelukis yang belum begitu ternama tersebut? Caranya antara lain dengan mencantumkan dan menyebutkan daftar nama tokoh yang akan diundang, pada kartu undangan yang akan diberikan.

Misalnya, "Yang diundang dalam acara pameran lukisan ini yaitu para gubernur, artis, pengusaha, politikus, sutradara ternama, ahli bedah ternama". (Meskipun belum tentu mereka datang semua) Dengan cara tersebut, ada kemungkinan artis akan datang dalam acara pameran lukisan itu, karena bisa saja mereka ingin bertemu dengan sutradara top yang mungkin ikut hadir.

Kemudian sutradara ternama datang, mungkin karena ingin bertemu dengan pengusaha ternama (yang mungkin bisa menjadi sponsor dalam film yang akan dibuatnya). Mungkin juga pengusaha ternama datang karena ingin bertemu dengan pejabat yang hadir. Atau, pejabat ingin datang karena ingin terpilih lagi, sehingga mencari dukungan dari artisartis ternama yang mungkin datang, dan seterusnya.

Dengan demikian, tetap ada kemungkinan akan banyak orang yang mendatangi acara pameran lukisan tersebut. Sementara supaya harga lukisan yang dijual bisa tinggi, bisa dibuat acara lelang yang ditujukan, misalnya 100% untuk penggalangan dana amal (charity), sehingga calon pembeli/peserta lelang kemungkinan mau mengangkat harga menjadi lebih tinggi.

Dan biasanya, dengan acara tersebut, banyak wartawan yang akan datang meliput. Tidak jarang dengan situasi dan kondisi yang demikian, harga sebuah lukisan terangkat, katakanlah menjadi Rp100 juta atau bahkan Rp1 miliar.

Jadi, dengan cara-cara tersebut, bisa saja harga sebuah lukisan dari seorang pelukis yang belum terkenal mencapai ratusan juta. Selanjutnya, tidak menutup kemungkinan harga lukisannya yang lain juga ikut naik harganya di kemudian hari. (*)

Zionis Israel Membinasakan Bangsa Amerika

60 tahun berlalu sejak Israel berdiri, dan tahukah Anda jika negara itu mendapatkan hasil pajak AS melebihi negara manapun di dunia ini, termasuk AS sendiri?

Selama resesi ekonomi dunia ini, ketika orang-orang Amerika sendiri menjadi pengangguran, rumah-rumah dijual, anggaran pendidikan dikurangi demikian besar dan bisnis macet dimana-mana, Kongres AS terus saja memberikan hasil pajak yang besar kepada Israel, dan sekarang jika dihitung, perharinya mencapai 7 juta dollar!

Dengan segala kenyataan itu, inilah saatnya untuk sekali lagi mempertanyakan kebijakan AS. Untuk menelisik mengapa AS terus saja memberikan bantuan militer kepada sebuah negara, dalam hal ini Israel, sangat perlu untuk melihat sejarah dan budaya si penerima bantuan itu. Lantas, bagaimana sejarah Israel?

Mendeskripsikan Israel selalu sulit. Seseorang harus memilih apakah akan terus hidup dalam sebuah paradigma atau menyebutkan kebenaran.

Di buku manapun jelas digambarkan bahwa pendirian negara Israel dibentuk di atas sebuah pembersihan etnik yang paling biadab di muka bumi sepanjang sejarah modern.

Di tahun 1947-1949, sekitar seperempat juta umat Muslim dan Kristen yang merupakan 95% menempat-tinggali bumi Palestina dipaksa dengan brutal untuk meninggalkan tanahnya.

Terhitung sampai saat ini, dengan agresi Gaza, sudah berlangsung 33 kali genosida, dan penghangusan lebih dari 500 desa. Semua ini tujuannya hanya satu: melenyapkan sejarah dan kebudayaan Palestina.

Hal kedua yang perlu kita pelajari adalah, bagaimana Israel menggunakan bantuan AS di masa lalu? Di semua peperangan yang melibatkan Israel, Israel selalu menjadi pihak pertama yang menyerang. Israel selalu membuat legitimasi (pembenaran) bahwa mereka sedang membela diri. Dalam kurun waktu dua kali penyerangan pertama Israel terhadap Lebanon dulu yang menewaskan 17.000 orang, dan terhadap Gaza dengan jumlah 1400, semuanya menggunakan senjata dari AS yang jelas-jelas dilarang oleh hukum AS sendiri.

Tahukah Anda, seorang dokter bedah AS dalam satu hari pernah membedah lebih dari 1000 lambung korban kekejian Israel? Pesawat yang membombardir Gaza adalaah F-16 dan Helikopter Apache AS. Pajak yang kita bayarkan kepada pemerintah dibuat untuk melukai dan membunuh orang-orang tak berdosa.

Menurut Defence for Children International, Israel telah melakukan penghancuran terbesar sepanjang masa. Antara tahun 1967 dan 2003, Israel telah meruntuhkan lebih dari 10.000 rumah, dan itu masih terus berlangsung sampai sekarang.

Dan Anda salah besar jika mengira bahwa Israel hanya membunuh orang Palestina. Racher Corrie, gadis usia 23 tahun, dilindas buldozer Caterpillar, sniper Israel menembak Tom Hurdell, 21 tahun, di kepalanya, dan Brian Avery, 26 tahuun, di wajahnya. Mereka semua adalah warga AS yang mempunyai kepedulian terhadap masalah umat manusia.

Di sisi lain, yang lebih mengenaskannya lagi, Israel menggunakan bantuan militer AS untuk membuat industri mereka menyaingi perusahaan-perusahaan AS.

Tahun 1963, Senator WIlliam Fulbright menemukan bahwa Israel menggunakan bantuan dari AS untuk membentuk kampanye media supaya bisa menyedot lebih banyak lagi bantuan.

Sepanjang tahun, Israel terus-terusan memata-matai AS, bahkan menurut US Government Accounting Office, aksi mata-mata Israel adalah yang paling agresif dibandingkan negara lainnya. Dunia sekarang sedang memandang kepada kita, kepada orang-orang Amerika yang patut dikasihani.

Ketika media AS ramai-ramai melindungi Israel dari aksi kejinya, dunia sudah tahu bahwa kita adalah orang-orang yang ketakutan di negara sendiri. Ketika orang Amerika diberi tahu bagaimana Israel mengambil uang kita, dunia sudah sadar bahwa kitalah yang telah membiayai kekejaman Israel.

Kesimpulannya, bantuan AS terhadap Israel sudah membuat Timur Tengah tidak stabil, dunia ditimpa diskriminasi, agresi maut, dan yang paling miris, menenggelamkan semua perusahaan AS. Dengan terus memberikan bantuan kepada Israel, kita telah membiarkan supremasi Israel atas sebuah pembersihan etnik.

Sekarang saatnya kita menghentikan bantuan kita kepada Israel.

(Allison Weir-Direktur Eksekutif If American Knew)

2009, Tahun Kehancuran AS?

Kondisi ekonomi AS, memasuki bulan Februari 2009, semakin morat-marit. Lapangan pekerjaan semakin sempit. Jangankan bertambah, yang ada pun diberhentikan. Pengangguran tak pelak, melesat jumlahnya. Sekarang angka pengangguran di AS meningkat sudah mencapai 7,6 persen dari sebelumnya 7,2 persen pada Desember tahun lalu.

Peningkatan angka pengangguran tersebut merupakan level yang tertinggi sejak 1992, atau dalam 16 tahun terakhir. Menurut Departemen Tenaga Kerja AS, keadaan ekonomi menyebabkan 598 ribu orang kehilangan lapangan kerja setiap bulannya, dan angka ini terus bertambah.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan AS mengalami resesi. Di antaranya adalah;

Satu, secara mengejutkan, AS menjatuhkan harga minyak dunia di bawah $50.00/barrel. Ini mereka lakukan untuk memerangi ekonomi negara-negara Arab/OPEC. AS mencari jalan bagaimana membuat bangkrut negara-negara OPEC, terutama Iran dengan cara memotong lebih dari 75% pendapatan mereka. Saat ini, Iran sedang menjalankan sebuah bursa minyak yang secara efektif menyingkirkan pasar minyak New York dan London. Lebih yang membuat AS makin terpuruk, Iran menjual minyaknya tidak dengan mata uang dolar, tetapi dengan mata uang lainnya seperti Euro. Hal ini, jelas, merupakan sebuah ancaman langsung terhadap sistem perbankan Barat.

Dua, berpuluh-puluh tahun lamanya, negara-negara Arab membiayai hutang luar negeri AS. Hal ini dilakukan berdasarkan perjanjian dengan perbankan di New York dan Departemen Keuangan Amerika Serikat. Pengaturan tersebut merupakan bagian dari tatanan dunia sejak kegagalan Bretton Wood Agreement pada tahun 1971. Tahun ini, perjanjian itu berakhir. Karena itu bunga hutang AS yang saat ini konon melebihi 15 Trilyun dolar tidak lagi dibiayai oleh kreditur asing. Cina, India dan negara-negara di Asia lainnya melakukan hal yang sama. Ini menyebabkan inflasi yang sangat tinggi di AS.

Tiga, masyarakat AS mudah ditipu, naif dan malas. Pemilihan Barack Obama sebagai Presiden AS adalah contohnya. Orang-orang yang mengendalikan di sekitar Obama sebagian besar adalah anggota the Council on Foreign Relations. Mereka adalah orang-orang yang sama yang mengendalikan perjalanan administrasi Clinton dan Pemerintahan dua Bush. Mengenai kebijaksanaan ekonomi "Obama" akan menjadi Hoover yang lain." Dengan kata lain Obama akan mengikuti perintah-perintah yang disampaikan kepadanya dan akan membidani malapetaka perekonomian Amerika Serikat yang akan segera terjadi beberapa saat lagi. Menurut banyak pengamat AS, Obama adalah seorang presiden yang tidak penting, yang memang dipilih oleh the "elite", kemudian dilatihnya, dipelihara, penampilan palsunya dibungkus dengan rapi kemudian dijual kepada publik Amerika.

Empat, rakyat AS diambang kesadaran dari tidur nyenyaknya. Selama ini pemerintah AS selalu ketakutan jika rakyat AS menyadari apa yang sedang terjadi di negaranya. Keesokan hari setelah pemilihan Obama, toko senapan di seluruh AS habis diborong oleh warganegara yang takut dan terkejut atas kemenangan Obama.Wal Mart melaporkan bahwa keesokan hari setelah pemilihan presiden penjualan perlengkapan senjata mereka naik sebesar 400%. Angka tersebut adalah sebuah catatan dalam penjualan perlengkapan senjata dalam tempo satu kali dua puluh empat jam. Hal ini berlanjut selama beberapa minggu setelah pemilihan. Dan perilaku rakyat AS ini merupakan refleksi dari rasa takut yang besar.

Lima, perang Afghanistan. Sementara Kongres AS menyetujui stimulus Obama senila lebih 800 milyar dollar, di sisi lain terjadi pengerahan militer besar-besaran ke Afghanistan. Rakyat AS sampai saat ini masih tidak paham apa yang menyebabkan mobilisasi tentara ke Afghansitan tersebut. Yang pasti, dengan adanya pengerahan ini memakan biaya yang sangat besar pula. AS diyakini akan mengalami nasib seperti Rusia yang juga pernah menginvasi Afghanistan dan bangkrut di tengah jalan.

Akankah itu semua merupakan tanda bahwa AS akan mengalami kehancuran ekonomi dan bidang lainnya di tahun 2009? Wallohu alam bis showwab. (sa/hm)

Rabu, 18 Februari 2009

Dirut Pertamina Merasa Dianggap Satpam oleh DPR

DIRUT Utama Pertamina Karen Agustiawan tak bisa menyembunyikan kekecewaannya pada rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Selasa (10/2) lalu. Dalam rapat dengar pendapat (RDP) yang kedua kalinya, Senin (16/2), kekesalannya memuncak, diawali dengan sikap protes seluruh anggota Komisi VII yang memutuskan menyudahi RDP dengan jajaran Direksi Peramina.

Ini terjadi atas terungkapnya surat bernada 'protes' yang ditujukan kepada seluruh anggota komisi yang membidangi masalah energi, sumber daya mineral, riset dan teknologi, serta lingkungan hidup ini. Surat yang ditandatangani oleh Sekertaris Perseroan PT Pertamina Toharso tertanggal 13 Februari 2009 diakui Karen atas sepengetahuan dirinya.

Kepada wartawan, Karen berusaha menghindar dari pertanyaan terkait insiden ini. Ia mengaku, pada dasanya semua pertanyaan para anggota Komisi VII DPR akan dijawab. Namun, mempermasalahkan, seakan pertanyaan yang diajukan dirinya di luar konteks yang ada seakan menghina. "Semua boleh dijawab, semua pertanyaan boleh dijawab. Hanya, yang enggak boleh adalah penghinaan," kata Karen yang bergegas meninggalkan wartawan.

Jadi, Anda merasa terhina? "Kami sih terbuka menjawab semua pertanyaan. Tapi kalau misalnya sudah dibilang bahwa, apa yah, untuk menghina direksi sampai disamakan dengan satpam kan tidak, di luar ini ya," kata Karen yang makin kewalahan menjawab pertanyaan para wartawan.

Jadi, surat yang ditandatangani oleh Sekertaris Perseroan atas sepengetahuan Anda karena merasa pertanyaan yang diajukan pada Selasa (10/2) lalu di luar konteks kewenangan anggota DPR? "Itu sikap dari persero. Dan itu adalah rekomendasi dari ketua bidang hukum kami. Nanti, enggak tahulah," ujarnya saat ditanya apakah masih akan ada agenda dengar pendapat dengan DPR lagi atau tidak.

Sementara itu, Toharso kepada para wartawan mengungkapkan, surat itu diajukan ke Komisi VII agar bisa tertib dan sesuai dengan pokok-pokok pembahasan. Surat itu, katanya lagi, hanyalah inisiatif dari corporate secretary dan bidang hukum Pertamina. Ia kemudian membenarkan pertanyaan yang diajukan para anggota Dewan, Selasa (10/2) lalu, yang sudah keluar dari jalur sebenarnya.

"Misalkan, tidak mempertanyakan pada hal yang pokok dipermasalahkan. Misalnya, soal ketidaklayakan direktur. Itu kan diluar substansi ya. Direksi sesungguhnya mengetahui surat ini dan sesungguhnya lagi, surat ini hanya ingin agar rapat yang berlangsung bisa efektif. Jadi sama sekali bukan maksud Pertamina melecehkan, sama sekali tidak. Kita bekerja siang malam untuk menjawab semua pertanyaan," aku Toharso.

Alvin Lie, anggota Komisi VII dari Fraksi PAN, menduga, surat itu dibuat karena unsur kesengajaan agar Pertamina tak lagi menjawab semua pertanyaan yang diajukan DPR. "Surat ini sengaja untuk kita untuk ramai, kemudian ditunda. Sebentar lagi akan masuk masa reses, bulan Maret sehingga permasalahannya lewat. Ada anggapan, buat apa Pertamina diundang lagi. Dengan begitu, semua permasalahan tidak akan terjawab karena sebentar lagi DPR reses. Jadi, surat ini bagian dari suatu muslihat," tegas Alvin.

Wakil Ketua Komisi VII dari Fraksi Partai Demokrat Shutan Batoegana pun ikut berkomentar dengan surat Pertamina itu. Ia menyayangkan sikap Pertamina yang seharusnya tak usah berkirim surat ke DPR karena DPR memiliki hak dan kewenangan sebagaimana diatur dalam undang-undang, atau tatib dalam mengajukan pertanyaan apa pun.

"Pertanyaan itu kan termasuk dalam fungsi pengawasan. Dalam pengawasan tentu saja kita sah dong mempertanyakan kenapa Anda (Karen) ditunjuk. Kemudian, bagaimana Anda bisa tunjukan kemampuan, bisa pimpin perusahana negara. Harusnya dia bisa jawab dengan berikan kinerja. Kalau meyakinkan kita berarti dia punya kemampuan," tegas Sony Keraf menimpali perkataan Shutan Batoegana.

Sementara, Berhenti Bergantung pada Ekspor

Gambaran pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2009 semakin suram saja. Pada Desember 2008, dunia masih percaya bahwa perekonomian masih bisa tumbuh minimal 2,2 persen, namun kini ekonomi global semakin tertekan dan mungkin hanya bisa tumbuh maksimal 0,5 persen.

Dampaknya terasa langsung ke perekonomian regional di Asia, lalu Asia Tenggara, dan akhirnya menerpa Indonesia. Perdagangan luar negeri sulit diharapkan menjadi salah satu motor penggerak perekonomian. Dengan kondisi itu, pemerintah pun tak kuasa berjanji untuk mendorong pertumbuhan ekspor ke level 5 persen di atas nilai ekspor 2008. Mereka mengubah target pertumbuhan ekspor pada 2009 ini menjadi maksimal 2,5 persen, bahkan sangat mungkin terpuruk ke level 1 persen.

Tanda-tandanya sudah cukup jelas dengan hanya melihat aktivitas perdagangan di pelabuhan paling sibuk di Indonesia, yakni Tanjung Priok. Transaksi ekspor impor di pelabuhan yang menangani 70 persen transaksi ekspor impor nasional ini makin sepi saja.

Dampaknya sangat jelas, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 yang semula direncanakan pada kisaran 4,5-5,5 persen dengan nilai tengah 5 persen, diubah menjadi kisaran 4,5-5 persen dengan kemungkinan terbesar 4,7 persen. Koreksi ini dilakukan pemerintah hanya dalam satu pekan. Terakhir pada Rapat Kerja dengan Panitia Anggaran DPR, 12 Februari 2009, pemerintah juga menunjukkan sikap pesimistis pada pertumbuhan 4,7 persen, dan ada kemungkinan direvisi lagi ke posisi 4,2-4,3 persen.

Banyak syarat

Target-target pertumbuhan ekonomi itu hanya bisa dicapai dengan banyak syarat yang harus dipenuhi. Syarat itu adalah ada sedikit pertumbuhan investasi, penggelontoran belanja pemerintah dalam jumlah besar minimal tumbuh 10,4 persen lebih banyak dari 2008, dan konsumsi rumah tangga yang menjadi andalan utama, setidaknya harus tumbuh 4,8 persen dibandingkan dengan 2008.

Kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi berasal dari konsumsi rumah tangga, yakni 70 persen dari produk domestik bruto (PDB), kemudian belanja pemerintah 10 persen, dan investasi sekitar 15 persen, sisanya dari ekspor.

Jadi, seperti diungkapkan Menteri Keuangan dan Pelaksana Jabatan Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati, andaikan hanya konsumsi rumah tangga yang tumbuh sesuai target dan sektor lainnya nol, itu sudah cukup mendorong pertumbuhan ekonomi pada 2009 ke level 3,5 persen.

Namun, pertumbuhan ekonomi 3,5 persen tidaklah cukup karena Indonesia butuh lapangan kerja baru dalam jumlah besar. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menghitung, setiap pelambatan ekonomi 0,5 persen, ada 50.000 pekerja yang diberhentikan (PHK). Jika ekonomi tumbuh 4,5 persen, jumlah pekerja yang diberhentikan bisa mencapai 200.000 orang. Jadi, jika ekonomi hanya tumbuh 3,5 persen, maka jumlah PHK bisa menenggelamkan 300.000 orang ke jurang kemiskinan baru.

Bappenas juga mencatat, setiap pertambahan laju pertumbuhan ekonomi 0,5 persen akan menambah pertumbuhan kesempatan kerja baru sekitar 578.000. Jika ekonomi tumbuh 4,5 persen, pertumbuhan kesempatan kerjanya mencapai 1,53 persen dari total angkatan kerja yang mencapai sekitar 170 juta orang. Dengan demikian, jika ekonomi hanya tumbuh 3,5 persen akan ada sekitar 1,156 juta lapangan kerja yang tidak tercipta.

Oleh karena itu, Indonesia tidak bisa hanya bergantung pada pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Sebab, dengan menyuruh semua penduduk berbelanja sepenuh hati pun, ekonomi hanya tumbuh 3,5 persen dan itu hanya cukup menciptakan 4,046 juta lapangan kerja baru, sangat tidak memadai dibandingkan dengan tingkat pengangguran yang bisa mencapai 8,6 persen dari angkatan kerja.

Akan tetapi coba tengok realitas di DPR. Dalam beberapa kali pemaparan pemerintah tentang aksi-aksi yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi krisis perekonomian global, program- program yang bisa langsung memperkuat konsumsi masyarakat justru ditentang. Program kucuran dana langsung seperti bantuan langsung tunai (BLT) atau Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) malah dicurigai sebagai upaya pemerintah yang berkuasa untuk berkampanye.

Murni masalah ekonomi

”Pada saat krisis, justru program seperti BLT dan PNPM yang perlu diperkuat. Namun, justru program ini yang banyak ditentang. Seseorang harus meyakinkan DPR bahwa saat ini ada masalah murni ekonomi, yakni memastikan ekonomi tumbuh, bukan masalah politik,” ujar Sekretaris Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) Raden Pardede.

Penguatan BLT dan PNPM dibutuhkan agar daya beli masyarakat miskin tertolong. Jika daya beli menguat, konsumsi rumah tangga bisa dipastikan mencapai titik tertinggi yang diperkirakan pemerintah, yakni 4,8 persen.

Penguatan daya beli juga perlu dilakukan untuk memastikan program pemberdayaan masyarakat, seperti kucuran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disiapkan sekitar Rp 34 triliun bisa sukses. Sebab KUR hanya bisa sukses jika bisnis-bisnis skala mikro dan kecil ada pembelinya.

Contoh buruk terjadi di China, masyarakat miskin enggan memanfaatkan program sejenis KUR karena mereka tahu, apa pun bisnis yang mereka buat tidak akan ada pembelinya. Setidaknya itu yang dilaporkan majalah The Economist edisi 31 Januari 2009, dalam paparannya tentang ”Asia’s shock”.

Di posisi ini, paket stimulus fiskal senilai Rp 71,3 triliun yang disiapkan pemerintah juga menuai protes kalangan DPR yang setuju pada keampuhan kucuran uang tunai ke masyarakat sebagai obat sementara memperkuat daya beli. Pasalnya, stimulus fiskal ini didominasi insentif berupa pemotongan pajak, bukan transfer dana langsung ke masyarakat.

Tidak sebanding

Salah satu insentif itu adalah penghematan pajak sebagai dampak penurunan tarif Pajak Penghasilan (PPh) badan, PPh pribadi, dan perubahan standar minimum Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang bernilai Rp 43 triliun. Itu setara 60,3 persen dari total stimulus Rp 71,3 triliun. Ini tidak sebanding dengan aliran dana yang benar-benar disebarkan ke masyarakat senilai Rp 10,2 triliun, atau yang disebut pemerintah sebagai stimulus berupa tambahan proyek infrastruktur.

Atas dasar ini, anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Golkar, Melchias Markus Mekeng, mendesak pemerintah menambah alokasi anggaran untuk BLT sebagai stimulus. Bagi Melchias, stimulus berupa transfer dana langsung ke masyarakat jauh lebih efektif dibandingkan dengan penghematan pajak saat perekonomian sedang menghendaki pertumbuhan permintaan domestik dalam jumlah besar saat ini.

Dua pilihan

Jika kita melihat pengalaman China dan Jepang, seperti diulas The Economist, sebenarnya Indonesia sudah bisa memilih. China sejak lama percaya bahwa kombinasi proyek infrastruktur dengan kucuran stimulus secara tunai langsung ke masyarakat miskin bisa menghasilkan dua keuntungan, yakni daya beli di dalam negeri menguat dan infrastruktur semakin kaya.

Adapun Jepang memilih mengarahkan sumber dananya sebagian besar ke proyek infrastruktur dengan daya serap tenaga kerja yang rendah, sejak awal tahun 1990-an. Hasilnya, dana infrastruktur Jepang cenderung terbuang-buang karena tidak fokus, sementara secara kontras di China, mereka bisa menikmati jembatan, jalan, dan jalur kereta api yang jauh lebih baik.

The Economist malah secara vulgar meminta negara-negara di Asia mengurangi ketergantungan perekonomiannya pada ekspor. Sebab, negara-negara tujuan ekspor Asia, baik Uni Eropa maupun Amerika, sudah terpuruk. Penduduk Eropa dan Amerika sudah kehilangan daya beli dan tak sanggup membeli barang-barang dari Asia dalam jumlah mencukupi sebagai sumber pertumbuhan ekonomi kawasan. Asia diminta berhenti menabung dan mulailah membelanjakan setiap dana yang dimilikinya.

Paul Krugman, peraih hadiah Nobel Ekonomi 2008, menggambarkan resesi dunia sebagai sebuah suasana sangat suram di mana pasokan barang ada di mana-mana, namun tidak ada permintaan. Pada saat banyak toko dibuka, tetapi tidak ada pembelinya. Atau pada saat pedagang kaki lima menjamur semakin banyak, namun mereka menangis tidak ada yang membelinya. Tentunya Indonesia ingin terhindar dari situasi ini. Semoga!

Emas Makin Mengilap

JAKARTA, RABU — Harga emas di pasar internasional terus membubung mendekati 1.000 dollar AS per troy ounce. Kondisi resesi global yang tidak pasti membuat para investor memburu logam mulia ini.

Di New York Mercantile Exchange, Selasa (17/2) waktu setempat, harga emas
pengiriman sekarang ditutup pada 967,00 dollar AS per troy ounce, naik dibanding penutupan Jumat lalu di posisi 941,50 dollar AS.

Hal serupa juga terjadi di pasar Hongkong, Rabu pagi, seperti dilansir AFP, harga emas dibuka pada 968,00 dollar-969,00 dollar AS per ounce, lebih tinggi dibandi

Kamis, 12 Februari 2009

Nilai Tukar Valuta Asing


Beberapa hari lalu penulis menukarkan beberapa lembar mata uang USD ke salah satu bank pemerintah. Ternyata ada dua lembar USD pecahan seratus dolar ditolak karena ada bekas lipatan sedikit.

Ini adalah salah satu contoh bahwa dalam jual beli valuta asing, masyarakat, termasuk wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia, sering mengalami perlakuan yang kurang adil dari pedagang valuta asing atau bank.

Kalau mata uang yang mereka tukarkan dalam kondisi kurang bersih dan licin atau dengan nomor seri tertentu, biasanya nilai tukar yang diberikan lebih rendah daripada kurs yang terjadi di pasar.

Praktik semacam ini dirasakan kurang fair dan dapat menimbulkan citra negatif terhadap industri keuangan atau bahkan terhadap Indonesia. Mengapa hal itu dapat terjadi dan bagaimana mengatasi masalah tersebut?

Sistem Nilai Tukar

Sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 24 Tahun 1999 tentang Sistem Nilai Tukar dan Lalu Lintas Devisa yang berlaku mulai 17 Mei 1999, pada prinsipnya ada tiga macam sistem nilai tukar, yaitu sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate system), sistem nilai tukar bebas (floating exchange rate system), dan sistem mengambang terkendali (managed floting exchange rate system).

Menurut Pasal 5 UU Nomor 24 sistem nilai tukar ditetapkan oleh pemerintah atas usul Bank Indonesia (BI). Pemerintah menetapkan nilai tukar ini dalam bentuk keputusan presiden. Keputusan presiden sebagai dasar nilai tukar yang dianut sekarang ini belum pernah ada sampai sekarang.

Sejak Agustus 1997 Indonesia menganut sistem nilai tukar mengambang sebagai jawaban pemerintah terhadap krisis nilai tukar yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997. Sejak Agustus 1997 itulah Pemerintah Indonesia meninggalkan sistem nilai tukar mengambang terkendali dan menganut sistem nilai tukar mengambang.

Untuk wisatawan yang berkunjung ke Indonesia, apa pun sistem nilai tukar yang dianut tidaklah begitu penting asalkan ada kepastian dan keadilan di dalam penerapan sistem yang dianut tersebut.

Pada sistem nilai tukar tetap, nilai tukar satu mata uang terhadap rupiah ditetapkan oleh BI dengan nilai tertentu yang tetap. Kalau di pasar ada perubahan nilai tukar, BI harus melakukan intervensi untuk mengembalikan nilai tukar tetap tersebut.

Sistem ini mensyaratkan cadangan devisa yang cukup untuk setiap saat melakukan intervensi. Misalnya USD1 mempunyai nilai tukar yang tetap sebesar Rp10.000, kalau nilai USD di pasar di atas atau di bawah Rp10.000, BI harus melakukan intervensi untuk mengembalikan nilai tukar USD menjadi Rp10.000.

Pada sistem nilai tukar mengambang, nilai tukar suatu mata uang diserahkan kepada kekuatan pasar, yaitu penawaran dan permintaan. Perubahan nilai tukar suatu mata uang tidak mewajibkan BI melakukan intervensi.

Pada sistem nilai tukar mengambang terkendali, nilai tukar dapat berfluktuasi pada koridor atau batas yang ditetapkan. Kalau ada perubahan nilai tukar suatu mata uang menyentuh batas yang ditetapkan (intervention band), barulah BI akan melakukan intervensi.

Misalnya USD1 dinilai sama dengan Rp10.000 dan fluktuasi nilai tukar dibolehkan sebesar 10%. Maka, kalau di pasar USD1 harganya naik menjadi Rp11.000 (naik 10%) atau turun menjadi 9.000 (turun 10 %), BI baru melakukan intervensi karena nilai tukar rupiah sudah berfluktuasi menyentuh intervention band.

Praktik yang Merugikan

Dalam perdagangan valuta asing sering terjadi praktik yang kurang menguntungkan masyarakat, termasuk wisatawan yang datang ke Indonesia. Kalau mata uang asing yang ditukarkan agak lusuh atau dengan nomor seri tertentu seperti USD dengan seri C, biasanya nilai tukar yang diberikan lebih rendah.

Hal ini terjadi karena beberapa sebab. Pertama, budaya masyarakat Indonesia untuk menyimpan uang "di bawah bantal" (hoarding) dalam valuta asing yang masih bersih dan tidak lusuh sehingga mereka mempunyai preferensi untuk memiliki uang dalam kondisi yang baik. Kalau menukar uang, mereka enggan menerima uang yang lusuh sehingga bank atau pedagang valuta asing berusaha untuk memiliki dan membeli mata uang asing dalam kondisi baik.

Kalau kondisinya kurang baik, nilai tukarnya menjadi lebih rendah. Kedua, bank dan pedagang valuta asing harus melakukan sendiri repatriasi valuta asing yang dimilikinya karena valuta asing itu tidak dapat dijual ke BI seperti pada waktu lalu ketika BI melakukan repatriasi mata uang asing.

Ketiga, ada kecenderungan memanfaatkan situasi ini untuk mencari keuntungan, bahkan kalau perlu dengan mengatakan kepada nasabah bahwa kebijakan semacam ini ditetapkan oleh BI. Padahal BI tidak pernah menetapkan kebijakan seperti itu. BI pernah mengimbau bank dan pedagang valuta asing untuk tidak melakukan praktik semacam ini, tetapi tidak ada hasilnya. Bahkan Federal Reserve Bank, Bank Sentral Amerika Serikat yang menerbitkan USD, pernah berkirim surat kepada BI yang menyatakan bahwa uang kertas dolar yang jelek itu tetap berlaku.

Praktik perdagangan yang kurang menjamin kepastian ini diperburuk juga oleh banyaknya pedagang valuta asing yang tidak memiliki izin (gelap) di berbagai kota seperti Jakarta, Bali, Batam. Pada waktu yang lalu, Menteri Perhubungan dan Pariwisata Susilo Sudarman pernah mencanangkan Sapta Pesona untuk menggalakkan pariwisata di Indonesia.

Sapta Pesona merupakan kondisi yang harus diwujudkan dalam rangka menarik minat wisatawan berkunjung ke suatu daerah atau wilayah Indonesia. Sapta Pesona terdiri atas tujuh unsur, yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah-tamah, dan kenangan. Dikhawatirkan praktik perdagangan valuta asing yang kurang adil tersebut menimbulkan citra dan kenangan yang dapat merusak Sapta Pesona yang diupayakan dengan susah payah oleh tiap daerah.

Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri sering menerima keluhan tentang perlakuan yang kurang adil ini. Bahkan yang mendapat perlakuan diskriminatif itu bukan saja USD, tetapi juga mata uang euro dan dolar Singapura.

Jalan Keluar

Masalah ini merupakan tanggung jawab bersama. Untuk mengatasi masalah tersebut, kita harus mengubah budaya kita yang hanya selalu mau menerima mata uang asing yang bersih dan tidak lusuh.

Kita harus menerima mata uang asing apa adanya. Bukankah uang yang lusuh itu menandakan uang tersebut sudah banyak beredar dan diterima di banyak tempat, karena uang itu asli? Bukankah uang yang bersih dan tidak lusuh belum teruji dalam peredaran dan terdapat kemungkinan uangnya palsu?

Di samping itu, budaya kita untuk mencari keuntungan dengan cara yang tidak wajar melalui perdagangan mata uang asing harus diubah. Seharusnya bank dan pedagang valuta asing tidak membeda-bedakan nilai tukar mata uang asing berdasarkan tampilan fisik dan nomor serinya.

Mungkin BI sebagai otoritas yang berwenang perlu mengambil tindakan yang lebih tegas. Mudah-mudahan dengan perbaikan budaya dan sikap ini, kunjungan wisatawan ke Indonesia dapat ditingkatkan dan akhirnya dapat memajukan perekonomian Indonesia. Semoga.*)

*)Tulisan ini merupakan pendapat pribadi

SBY: Pemerintah Tak Ambil Untung dari Premium


JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menampik pemerintah telah mengambil untung dalam penjualan premium. Menurutnya, pemerintah masih menyubsidi solar maupun minyak tanah apabila dilihat dari biaya yang dikeluarkan dalam strukturnya.

"Sebenarnya dari cost, struktur pemerintah masih mensubsidi baik itu solar maupun minyak tanah. Premium itu sebetulnya belum bisa dikatakan akan ada stabilitas harga," ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, saat konferensi pers dalam kunjungan kerja ke Pertamina, Jakarta, Kamis (12/2/2009).

Seperti diketahui, menurutnya masyarakat Indonesia bisa saja terlalu stuck dan menuju pada harga BBM yang sudah ditetapkan. Dia menambahkan, sebulan atau bahkan tiga pekan lalu bisa ada eskalasi lagi, namun kultur Indonesia dirasakan belum siap manakala akan ada kenaikan-kenaikan harga.

SBY pun memberikan alasannya mengapa BBM diturunkan sebanyak tiga kali dan tidak sekaligus saja. "Sekali lagi sebagaimana yang beberapa saat yang lalu saya sampaikan, mengapa BBM ini kita turunkan tiga kali berturut turut. Pertama kita turunkan melihat perkembangan harga yang ada di pasar," tegasnya.

Selain itu, menurutnya sekarang ini pemerintah belum bisa mengatakan kalau diturunkan akan lebih systemable terhadap penurunan ini sehingga masih diperlukan tambahannya pemantauan. Dan ini, menurutnya, perlu adanya penyesuaian kembali.

"Jadi kita sesungguhnya tidak playing politik, tapi betul-betul bagaimana stabilitas dari harga itu sekarang kita keluarkan kebijakan baru," jelasnya.

Dia pun berharap dengan adanya penurunan tersebut dampaknya tidak akan mempengaruhi APBN dan perekonomian Indoneisa. Karena hal ini dinilai tidak baik bagi keselamatan APBN.

"Pemerintah betul-betul memantau pergerakan harga untuk bisa melakukan adjustment dan harga setepat-tepatnya," pungkasnya.