Jumat, 09 Januari 2009

Ciputra, Semangat dan Fokus

Ciputra (77) bukanlah tonggak bisnis nasional. Akan tetapi publik suka mempercakapkan dia dengan respek. la membangun Ancol dan Dunia Fantasi dari rawa dan mimpi. la memelopori pembangunan pelbagai megaproyek properti yang berkualitas.

Proyeknya tidak hanya tegak di Jakarta, Manado, Surabaya, Medan dan kota-kota lainnya, tetapi juga di Vietnam, Kamboja, India, Singapura, China, Amerika Serikat, Polandia dan Nigeria. la pernah mengetuai organisasi realestat Indonesia, dan kemudian dunia.

Tatkala berusia 75 tahun, para pemerhati bisnis nasional menduga ia dan istri akan mengambil rehat: berkeliling ke tempat-tempat elok di pelbagai belahan dunia, istirahat di resor, rutin hermain golf atau sepenuhnya terjun ke aktivitas sosial. Akan tetapi ternyata ia enggan mengaso. Ciputra memilih tetap di panggung, tetapi bukan panggung bisnis, melainkan pendidikan. la memopulerkan entrepreneurship ke seluruh penjuru Tanah Air.

la menyatakan negeri ini setidaknya membutuhkan 4,4 juta jiwa entrepreneur (dua persen dari penduduk Indonesia). Kalau ini terpenuhi, Indonesia akan sangat maju. Kini jumlah entrepreneur Indonesia hanya 0,18 persen dari total jumlah penduduk.

Untuk membuat gagasan-gagasan tentang entrepreneurship itu menetas, Ciputra datang ke pelbagai perguruan tinggi, sekolah menengah, kejuruan, lembaga-lembaga swasta dan pemerintah. Ia bertemu dengan para menteri untuk menjelaskan keprihatinannya ihwal pendidikan nasional, dan minimnya jiwa entrepreneurship. la membentuk tim inti entrepreneurship yang tangguh, yang ditangani dua Aria enerjik: Antonius Tanan dan Agung Waluyo. Dua pria lulusan Inggris dan Amerika Serikat ini yang pontang panting menerjemahkan gagasan-gagasan besar Ciputra dilapangan.

Hal lain,untuk anggaran pendidikan, Ciputra bersedia merogoh saku pribadi agar gagasan entrepreneurship dipahami dan dipelajari oleh masyarakat. Tidak heran kalau Ciputra meraih penghargaan Ernst and Young Entrepreneur of the Year (EOY) 2007 dan Anugerah Perekayasan Utama Kehormatan Tahun 2008 dari BPPT.

Secara sederhana, pikiran tentang entrepreneurship itu adalah mengubah "kotoran dan rongsokan" menjadi emas. Sesuatu yang awalnya tidak bernilai, menjadi sangat bernilai. Sebagai contoh, Citra Raya Surabaya, dulu siapa yang mengira kawasan kering dan hanya dihuni slang-slang itu akan sangat bernilai? Kini Citra Raya Surabaya menjadi perumahan elite dan terbesar di Surabaya. Di, Hanoi, Vietnam, pemerintah setempat sangat terkejut ketika kawasan telantar bisa menjadi komplek hunian dan bisnis elite. Di Kamboja, bahkan Perdana Menteri Hun Sen yang menyambut dan mendengar sendiri penjelasan tim Grup Ciputra yang diketuai Budiarsa Sastrawinata.

"Kalau Anda punya kemauan kuat, juga inovasi dan kreativitas, Anda sudah punya modal kuat meraih kesuksesan," ujar Ciputra di Jakarta, hari Selasa (18/11). "Anda tinggal mengasah ketajaman inspirasi, dan selalu turun ke lapangan."

Pria kelahiran 24 Agustus 1931 ini menuturkan bahwa sejak tujuh tahun lalu, ia tidak lagi aktif di manajemen. la lebih banyak berperan sebagai motivator dan inspirator tim. "Saya bukan direksi lagi, sehingga tidak lagi mencari-cari lahan. Tidak lagi berunding, deal dengan kontraktor atau tanda tangan cek. Saya hanya memberi inspirasi pada jiwa dan pikiran mereka. Keputusan akhir di tangan mereka, para eksekutif tersebut," ujarnya.

Lalu inspirasi itu apa? Yakni memberi spirit pada jiwa entrepreneurship mereka. Kepada mereka selalu ditekankan tiga hal, yakni pertama, menciptakan peluang, bukan mencari pekerjaan. Kedua, mereka harus mampu melakukan inovasi konkret. Ketiga, berani mengambil risiko.

Ciputra mencontohkan, ketika Ali Sadikin menjadi gubernur DKI, ia datang dan mengajak Bang Ali berbicara dari hati ke hati. la menyatakan, amanat Bung Karno agar Ancol menjadi pusat rekreasi publik segera direalisasikan. Bang Ali tertarik, dan berangkat dari ketertarikan ini Ciputra menuturkan bahwa ia ingin mengubah Ancol menjadi semacam Disneyland. Untuk biaya, Ciputra yang cari. Ciputra pula yang menjamin. Kalau laba, DKI Jakarta akan memperoleh 80 persen dan, Ciputra sebagai pemrakarsa dan pelaksana, meraih 20 persen.

Kalau rugi Ciputra yang akan menanggung. Pokoknya DKI dalam posisi diuntungkan. Bang Ali tentu saja setuju dan bahkan memberikan support. Maka, jadilah Ancol seperti yang dilihat publik sekarang. "Itu bisa terjadi karena saya memiliki inovasi dan berani mengambil risiko. Tim di belakang saya juga sangat kuat," ujar Ciputra.

Ihwal spiritnya yang terkesan tidak pernah lekang, Ciputra menyatakan, semuanya atas rahmat Allah. Ia merasa ada energi misterius dalam tubuhnya yang tidak dapat ia hentikan. Mengutip Kahlil Gibran, Ciputra menyatakan, selalu ada tenaga dahsyat dalam diri manusia, yang tidak semua manusia menyadarinya.

Dalam konteks dia, pelopor realestat modern Indonesia ini menyatakan energi kuat dalam tubuh untuk berbuat lebih banyak untuk publik, itu yang disebut sebagai panggilan.

Tidak ada komentar: