Jumat, 26 Desember 2008

Pembiayaan Perbankan Syariah Naik 100 Persen


MEDAN,JUMAT-Porsi pembiayaan atau kredit yang diberikan perbankan syariah di Sumatera Utara dalam dua tahun terakhir meningkat hingga lebih dari 100 persen.

Peningkatan ini melebihi rata-rata nasional. Akhir tahun 2009, Bank Indonesia menargetkan peningkatan pembiayaan dari perbankan syariah mencapai lima persen dari total pembiayaan atau kredit perbankan.

Berbicara dalam pembukaan Parade Ekonomi Syariah 2008 di Istana Maimun Medan , Jumat (26/12) Kepala Bank Indonesia (BI) Medan Romeo Rissal Pandjialam mengungkapkan, dua tahun lalu porsi pembiayaan perbankan syariah hanya 1,25 persen dari total kredit perbankan secara keseluruhan.

"Saya coba mengubah persepsi masyarakat dan dunia usaha terkait perbankan syariah yang tidak melulu bank antibunga. Dalam dua tahun terakhir, porsi pembiayaan perbankan syariah hampir mencapai tiga persen dari total kredit perbankan di Sumut. Bahkan akhir tahun 2009 nanti, saya menargetkan porsi pembiayaan perbankan syariah bisa mencapai lima persen dari total kredit perbankan secara keseluruhan," ujar Romeo.

Dia mengakui, target kenaikan tersebut bukan hal yang mudah, mengingat perekonomian global tengah dilanda krisis. Tingginya suku bunga juga menjadi pertimbangan pelaku usaha karena nilai margin di bank syariah pasti lebih tinggi dari tingkat suku bunga perbankan konvensional.

"Kami sekarang sedang memikirkan sebuah modal syariah investment untuk memacu pertumbuhan ekonomi syariah di Sumut. Tahun depan, bekerja sama dengan Pemprov Sumut kami akan mengundang investor dari Timur Tengah untuk mengerjakan berbagai proyek infrastruktur di Sumut. Kalau berhasil, artinya ada uang yang masuk dan nantinya kami minta investor Timur Tengah ini menjalin kerja sama dengan bank-bank syariah yang ada. Kalau terkumpul di bank syariah kan ada dana yang bisa digulirkan ke masyarakat, terutama rakyat kecil dan sektor usaha kecil menengah, " katanya.

Deputi Gubernur BI yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) membenarkan tingkat kesulitan pencapaian target pembiayaan perbankan syariah tahun-tahun mendatang. Kondisi ini menurut Muliaman sangat dipengaruhi krisis ekonomi global. "Perbankan syariah di Sumut dituntut untuk bisa lebih kreatif," katanya.

Muliaman mengapresiasi kegiatan Parade Ekonomi Syariah di Sumut yang mampu mewujudkan pembiayaan syariah kepada 1.430 nasabah. Jumlah pembiayaan terbesar yang mampu dilakukan perbankan syariah dalam waktu sehari.

Gubernur Sumut Syamsul Arifin, meminta perbankan syariah di Sumut tetap menjadi motor pembiayaan usaha kecil dan menengah (UKM). Dia mengatakan, tingkat kredit macet UKM di Sumut justru paling rendah dibanding debitur perbankan kelas kakap.

"Tingkat kredit macet UKM di Sumut hanya lima persen. UKM dan terutama rakyat kecil ini kan paling takut tidak mampu membayar utang. Kalau enggak mampu membayar utang, mereka berpikir, tidak dihitung pahalanya di akhirat nanti. Kesadaran seperti ini yang mestinya menjadi modal bagi perbankan syariah di Sumut untuk terus menopang mereka," kata Syamsul.

Dia juga mengungkapkan, hampir 80 persen perekonomian di Sumut ditopang oleh sektor UKM. Terbukti mereka yang paling tahan terhadap krisis. "Kalau mau sebenarnya perbankan ini bisa memberikan pembiayaan terhadap 1.000 UKM yang nilainya sama dengan kredit yang diberikann kepada seorang pengusaha besar, " katanya.

Tidak ada komentar: