London - Konflik Israel dan Hamas yang kembali memanas membuat harga minyak mentah dunia yang sempat redup kembali bergejolak. Harga minyak mentah kembali sampai ke level US$ 40 per barel.
Pada awal perdagangan Senin (29/12/2008) di InterContinental Exchange London, minyak jenis Brent North Sea pengiriman Februari melonjak hingga 3,53 dolar ke level US$ 41,90 per barel.
Sementara kontrak New York untuk minyak jenis Light Sweet pengiriman Februari melonjak 3,50 dolar ke level US$ 41,21 per barel.
Para pialang khawatir memanasnya konflik di jalur Gaza akan menyebar hingga ke wilayah-wilayah kaya minyak di Timur Tengah.
"Faktor geopolitik telah menghilang dari kancah perminyakan dalam beberapa bulan terakhir, namun akan mendapatkan lagi harga premiumnya dengan munculnya konflik di Gaza," ujar Olivier Jacob dari konsultan Petromatix dalam catatan risetnya, seperti dikutip dari Reuters.
Seperti diketahui, Israel kembali menyerang Hamas di Gaza. Sekitar 300 orang tewas akibat serangan Israel tersebut.
Tak hanya karena faktor politik, harga minyak juga kembali melonjak karena OPEC mulai merealisasikan keputusan pengurangan produksinya. Dalam pertemuan terakhirnya, OPEC memutuskan mengurangi produksi hingga 2,2 juta barel per hari per 1 Januari 2009.
Tak hanya harga minyak, harga emas pun ikut melambung karena faktor geopolitik tersebut. Harga emas tercatat naik lebih dari 2%, yang merupakan terkuat sejak awal Oktober.
Dolar Ikut Terguncang
Tak hanya komoditas minyak dan emas, dolar AS juga ikut terguncang oleh konflik di Gaza. Pada awal perdagangan di London, dolar merosot tajam atas euro dan yen.
Euro diperdagangkan menguat hingga 1,4278 dolar, dibandingkan sebelumnya di level 1,4025 dolar. Sementara terhadap yen, dolar AS juga melemah ke level 90,44 yen, dari sebelumnya di 90,78 yen.
Dolar AS memang kerap kali menghadapi tekanan jika Timur Tengah menghadapi konflik.
"Perkembangan di timur Tengah sepertinya akan tetap membuat euro menguat paling tidak dalam satu atau dua hari," ujar Yuji Saito, head of Forex dari Societe Generale seperti dikutip dari AFP.
(qom/qom)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar